BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Dalam hidupnya, organisme memerlukan makanan dan oksigen untuk
melangsungkan metabolisme. Proses metabolisme, selain menghasilkan zat-zat yang
berguna, juga menghasilkan sampah (zat sisa) yang harus dikeluarkan dari tubuh.
Bahan-bahan yang diperlukan tubuh seperti makanan dan oksigen serta hasil
metabolisme dan sisa-sisanya, diangkut dan diedarkan di dalam tubuh melalui
system peredaran darah. Hasil pencernaan makanan dan oksigen diangkut dan
diedarkan oleh darah ke seluruh jaringan tubuh. Sebaliknya, sisa-sisa
metabolisme diangkut oleh darah dari seluruh jaringan tubuh menuju organ-organ
pembuangan.
Di dalam tubuh terdapat kurang lebih lima liter darah yang mengalir tiada
henti. Darah adalah sungai kehidupan dalam tubuh kita. Jika kita kehilangan
banyak darah, maka nyawa kita akan terancam, bahkan dapat mengakibatkan
kematian.
Darah mempunyai banyak fungsi vital, mulai dari sebagai ‘kendaraan’
hormone, nutrisi, oksigen, hingga limbah metabolisme. Darah juga bisa membunuh
bibit penyakit.
Darah adalah
cairan jaringan yang dialirkan melalui pembuluh darah. Darah terdiri atas
sel-sel merah (sel darah putih dan sel darah merah), trombosit (keping
darah),dan plasma darah. Ada beberapa sistem penggolongan darah pada manusia, misalnya
sistem ABO dan rhesus (Rh). Dasar penggolongan darah adalah adanya aglutinogen
(antigen) di dalam sel darah merah dan aglutinin (antibodi)
di dalam plasma (serum). Aglutinogen adalah zat yang digumpalkan dan aglutinin
adalah zat yang menggumpalkan.
Dr. Landsteiner
merupakan penemu sistem ABO. Dalam sistem ABO, ada tidaknya antigen tipe A
dan B di dalam sel darah merah menentukan golongan darahseseorang. Sistem
tersebut mengelompokkan darah manusia menjadi empat golongan,yaitu, A, B, AB,
dan O .
Berdasarkan uraian di atas maka yang
melatar belakangi praktikan ini adalah mengetahui tekhnik uji golongan darah, menentukan
golongan darah,dan
membuktikan golongan darah O adalah golongan darah yang terbanyak di Indonesia dengan menggunakan sampel darah dari tiap-tiap kelompok.
1.2
Tujuan
Adapun
tujuan dari praktikum yang dilakukan yaitu :
1. Untuk mengetahui tekhnik
uji golongan darah.
2. Untuk menentukan golongan
darah.
3. Untuk membuktikan golongan darah O adalah
golongan darah terbanyak di Indonesia.
1.3
Manfaat
Adapun
manfaat pada praktikum ini adalah :
1. Mampu menguji golongan darah pada seseorang.
2. Mampu membedakan golongan darah A, B, AB, dan O.
3. Mampu membuktikan golongan darah O adalah
golongan darah terbanyak di Indonesia.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
A. Darah
Darah adalah jaringan cair yang dipompa jantung dan mengalir dalam pembuluh
darah mengikuti sistem sirkulasi kardiovaskuler. (Roosita 2009). Darah merupakan
suspense sel dan fragmen sitoplasma di dalam cairan yang disebut dengan plasma.
Secara keseluruhan darah dapat dianggap sebagai jaringan pengikat dalam arti
luas karena pada dasarnya terdiri atas unsur-unsur sel dan subtansi interselular yang berbentuk plasma. Secara
fungsional darah merupakan jaringan yang dalam artiannya menghubungkan seluruh
bagian-bagian dalam tubuh sehingga merupakan integritas. Darah yang merupakan
suspense tersebut terdapat gen dimana gen merupakan cirri-ciri yang dapat
diamati secara kolektif atau fenotifnya dari suatu organisme. Pada organisme diploid, setiap sifat
fenotif dikendalikan oleh setidak-tidaknya satu pasang gen dimana satu pasang
anggota tersebut diwariskan dari setiap tetua. Jika anggota pasangan tadi berlainan
dalam efeknya yang tepat terhadap fenotifnya, maka disebut alelik. Alel adalah
bentuk alternatif suatu gen tunggal, misalnya gen yang mengendalikan sifat
keturunannya (Subowo,1992).
Darah mempunyai fungsi antara lain:
mengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh, mengangkut karbondioksida
dari jaringan tubuh ke paru-paru, mengangkut sari-sari makanan ke seluruh
tubuh, mengangkut sisa-sisa sari makanan dari seluruh jaringan tubuh ke
alat-alat eksresi,mengangkut hormone dari kelenjar endokrin ke bagian tubuh
tertentu, mengangkut air untuk diedarkan ke seluruh tubuh, menjaga stabilitas
tubuh dengan memindahkan panas yang dihasilkan oleh alat-alat tubuh yang aktif
ke alat-alat tubuh yang tidak aktif, menjaga tubuh dari infeksi kuman dengan
membentuk antibodi (Abbas, 1997).
B. Penentuan Golongan Darah
Golongan
darah adalah hasil dari pengelompokan darah berdasarkan ada atau tidaknya
substansi antigen pada permukaan sel darah merah (eritrosit). Antigen tersebut
dapat berupa karbohidrat, protein, glikoprotein, atau glikolipid. Golongan
darah manusia bersifat herediter, dan sangat tergantung pada golongan darah
kedua orang tua manusia yang bersangkutan. Saat ini sudah dikenal puluhan
sistem golongan darah, namun sistem yang paling umum dikenal di dunia hanya ada
beberapa. Di antaranya adalah sistem ABO yang diperkenalkan Karl Landsteiner
(1868-1943) pada tahun 1903, sistem Rhesus yang diperkenalkan Landsteiner juga
pada tahun 1937, dan sistem MNS (sekretor dan nonsekretor) (Septian 2009).
Golongan darah
sistem ABO dibagi berdasarkan struktur antigen permukaan eritrosit, yang
disebut juga sebagai aglutinogen. Golongan darah A memiliki antigen permukaan
A. Antigen A tersusun dari 1 molekul fukosa, 2 molekul galaktosa, 1 molekul
N-asetil galaktosamin, dan 1 molekul N-asetil glukosamin. Golongan darah B
memiliki antigen permukaan B. Antigen B ini sedikit berbeda dengan antigen A,
di mana antigen ini tersusun dari molekul N-asetil galaktosamin digantikan oleh
1 molekul galaktosa. Orang dengan golongan darah AB memiliki dua macam antigen
permukaan, yang merupakan kombinasi dari antigen A dan antigen B. Golongan
darah O semula dianggap tidak memiliki antigen permukaan, namun terbukti bahwa
golongan darah O masih memiliki ikatan karbohidrat pada permukaan eritrositnya
yang terdiri atas 1 molekul fukosa, 1 molekul N-asetil glukosamin, dan 2
molekul galaktosa. Gugus ini tidak bersifat imunogenik, sehingga anggapan
golongan darah O tidak memiliki antigen permukaan masih bisa diterima (Septian 2009).
Golongan darah
juga merupakan ciri khusus darah dari suatu individu karena adanya perbedaan
jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah merah. Dua jenis
penggolongan darah yang paling penting adalah penggolongan ABO dan Rhesus
(faktor Rh). Di dunia ini sebenarnya dikenal sekitar 46 jenis antigen selain
antigen ABO dan Rh, hanya saja lebih jarang dijumpai. Jenis penggolongan darah lain yang cukup dikenal adalah dengan memanfaatkan
faktor Rhesus atau faktor Rh. Nama ini diperoleh dari monyet
jenis Rhesus yang diketahui memiliki faktor ini pada tahun 1940 oleh Karl
Landsteiner. Transfusi darah dari golongan yang tidak kompatibel dapat menyebabkan
reaksi transfusi imunologis yang berakibat anemia hemolisis, gagal ginjal,
syok, dan kematian (Poedjiaji 2009).
Tabel Penggolongan jenis darah
Golongan
Darah
|
Serum
|
||
Anti A
|
Anti B
|
Anti AB
|
|
O
|
Tidak
menggumpal
|
Tidak
menggumpal
|
Tidak
menggumpal
|
A
|
Menggumpal
|
Tidak
menggumpal
|
Menggumpal
|
B
|
Tidak
menggumpal
|
Menggumpal
|
Menggumpal
|
AB
|
Menggumpal
|
Menggumpal
|
Menggumpal
|
Golongan darah pada manusia bersifat herediter yang ditentukan oleh alela
ganda. Golongan darah seseorang dapat mempunyai arti penting dalam kehidupan.
Sistem penggolongan yang umum dikenal dalam istilah A, B, O, tetapi pada tahun
1990 dan 1901, Dr Landsteiner menemukan antigen (aglutinogen) yang terdapat di
dalam sel darah merah dan juga menemukan antibodi (aglutinin) yang terdapat di
dalam plasma darah. Atas dasar macam antigen yang ditemukan tersebut
(Prawirohartono, 1995).
Untuk mengetahui golongan darah seseorang dapat dilakukan dengan pengujian
yang menggunakan serum yang mengandung aglutinin. Dimana bila darah seseorang
diberi serum aglutinin a mengalami aglutinasi atau penggumpalan berarti darah
orang tersebut mengandung aglutinogen A. Dimana kemungkinan orang tersebut
bergolongan darah A atau AB. Bila tidak mengalami aglutinasi,
berarti tidak menngandung antigen A, kemungkinan darahnya adalah bergolongan
darah B atau O (Kimball, 1999).
Fungsi penggolongan darah manusia sangat besar manfaatnya, yaitu untuk :
1. Proses transfusi darah
2. Membantu penyelidikan tindak
kriminal
Transfusi darah adalah pemberian darah dari seseorang yang disebut dengan
donor. Kepada orang yang memerlukan yang disebut dengan resipien. Dalam proses
transfusi darah diusahakan agar aglutinogen pada darah donor tidak berjumpa
dengan zat antinya yang terdapat di dalam plasma darah resipien. Pada umumnya
transfusi darah dapat dilakukan dalam keadaan sebagai berikut : kecelakaan dan
tubuh luka parah, tubuh yang terbakar, penyakit kronis, kekurangan darah yang
akut, pada saat tubuh kehilangan banyak darah, misalnya pada waktu operasi
(Prawirohartono, 1995).
C. Hemoglobin Darah
Melepaskan hemoglobin ke dalam plasma, yaitu suatu keadaan yang disebut “
Hemolisis “ sel darah merah. Kadang-kadang bila darah resipien dan darah donor
tidak cocok, segera terjadi hemolisis sel darah merah dalam darah sirkulasi.
Dalam hal ini antibodi menyebabkan lisis sel darah merah dengan mengaktifkan
sistem komplemen yang selanjutnya melepaskan enzim-enzim proteolitik (kompleks
litik) yang merobek membran sel (Anonim², 2013).
Fungsi utama dari sel-sel darah merah yang juga dikenal sebagai eritrosit
adalah mengangkut hemoglobin dan seterusnya mengangkut oksigen dari paru-paru
ke jaringan. Selain mengangkat hemoglobin, sel-sel darah merah juga mempunyai
fungsi lain. Contohnya, ia mengandung banyak sekali karbonik anhidrase yang
mengkatalisis reaksi antara karbondioksida dan air, sehingga meningkatkan
kecepatan reaksi bolak-balik ini beberapa ribu kali lipat. Cepatnya reaksi ini
membuat air dalam darah dapat bereaksi dengan banyak sekali karbondioksida, dan
dengan demikian mengangkutnya dari jaringan menuju paru-paru dalam bentuk ion
bikarbonat (HCO3⁻). Hemoglobin yang
terdapat dalam sel juga merupakan dapar asam-basa (seperti juga pada kebanyakan protein),
sehingga sel darah merah bertanggungjawab untuk sebagian besar daya pendaparan
seluruh darah (Anonim³, 2013).
Kandungan hemoglobin normal rata-rata dalam darah adalah 16 g/dL pada pria
dan 14 g/dL pada wanita dan semuanya berada di dalam sel darah merah. Pada
tubuh seorang pria 70 kg, ada sekitar 900 g hemoglobin; 0,3 g hemoglobin
dihancurkan dan 0,3 g disintesis setiap jam ( Abbas, 1997).
Sintesis hemoglobin dimulai dalam proeritroblas dan kemudian dilanjutkan
sedikit dalam stadium retikulosit, karena ketika retikulosit meninggalkan
sumsum tulang, dan masuk ke dalam aliran darah, maka retikulosit tetap
membentuk sedikit hemoglobin selama beberapa hari berikutnya ( Anonim¹, 2013).
Tahap dasar pembentukan
hemoglobin. Pertama, suksinil-Ko.A, yang dibentuk dalam siklus kreb, berikatan
dengan glisin untuk membentuk molekul pirol. Kemudian, empat pirol bergabung
untuk membentuk protoporfirin IX, yang kemudian bergabung dengan besi untuk
membentuk molekul heme. Akhirnya, setiap molekul heme bergabung dengan
rantai polipeptida panjang, yang disebut globin, yang disintesis oleh
ribosom, membentuk suatu subunit hemoglobin yang disebut rantai hemoglobin. Tiap-tiap
rantai ini mempunyai berat molekul kira-kira 16.000; empat dari molekul ini
selanjutnya akan berikatan satu sama lain secara longgar untuk membentuk
molekul hemoglobin yang lengkap (Anonim², 2013).
BAB III
METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan tempat
pada praktikum ini adalah :
Hari/tanggal : Jumat
/ 29 november 2013
Waktu : 15.30
Tempat : Laboraturium terpadu fkik
3.2
Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan pada praktikum ini
adalah :
3.2.1
Alat:
1.
Soft clik
2.
Lancet
3.
Kacaobyek
4.
Kapas
5.
Lidi
|
6. Tisu
3.2.2 Bahan:
1. sempel darah
2. Antigen A
3. Antigen B
4. Alkohol 70%
3.3
Prosedur kerja
Adapun prosedur kerja pada
praktikum ini yaitu :
1. menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.
2. Mensterilkan salah satu ujung jari dengan
kapas yang telah dibasahi dengan alcohol 70%.
3. Menusukkan lancet dengan hati-hati ke
ujung jari yang telah steril, lalu menekan ujung jari hingga darah keluar.
4. Meneteskan darah pada object glass sebanyak
2 kali pada tempat yang berbeda.
5. Meneteskan antigen Adan antigen B sebanyak
1 tetes pada masing-masing sampel darah, lalu mengaduk dengan gerakan memutar menggunakan
batang lidi. Mengamati perubahan apa yang terjadi pada sempel darah.
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
4.1.1 Tabulasi Data
NO.
|
NAMA
|
PERLAKUAN
|
PENGAMATAN
|
GAMBAR
|
GOL. DARAH
|
1.
|
Musdalifa
|
a.
Antigen A
b.
Antigen B
|
a.
Teraglutinasi
b.
Tidak Teraglutinasi
|
|
A
|
2.
|
Sylvia
|
a.
Antigen A
b.
Antigen B
|
a.
Tidak Teraglutinasi
b.
Tidak Teraglutinasi
|
|
O
|
3.
|
Nunung
Rahayu
|
a.
Antigen A
b.
Antigen B
|
a.
Tidak Teraglutinasi
b.
Tidak Teraglutinasi
|
|
O
|
4.
|
Rahman H.Bonda
|
a.
Antigen A
b.
Antigen B
|
a.
Tidak Teraglutinasi
b.
Tidak Teraglutinasi
|
|
O
|
5.
|
Aan Darussalam
|
a.
Antigen A
b.
Antigen B
|
a.
Tidak Teraglutinasi
b.
Teraglutinasi
|
|
B
|
6.
|
Dewi Nurul
Rizka
|
a.
Antigen A
b.
Antigen B
|
a.
Teraglutinasi
b.
Tidak Teraglutinasi
|
|
A
|
7.
|
Astrid Herrera
|
a.
Antigen A
b.
Antigen B
|
a.
Tidak Teraglutinasi
b.
Tidak Teraglutinasi
|
|
O
|
8.
|
Dini Ditya
|
a.
Antigen A
b.
Antigen B
|
a.
Tidak Teraglutinasi
b.
Tidak Teraglutinasi
|
|
O
|
9.
|
I Putu Suandika
|
a.
Antigen A
b.
Antigen B
|
a.
Tidak Teraglutinasi
b.
Teraglutinasi
|
|
B
|
10.
|
Sofianti
|
a.
Antigen A
b.
Antigen B
|
a.
Teraglutinasi
b.
Tidak Teraglutinasi
|
|
A
|
11.
|
Nurul Yaqin
|
a.
Antigen A
b.
Antigen B
|
a.
Teraglutinasi
b.
Tidak Teraglutinasi
|
|
A
|
12.
|
Moh. Idris
|
a.
Antigen A
b.
Antigen B
|
a.
Tidak Teraglutinasi
b.
Tidak Teraglutinasi
|
|
O
|
13.
|
Resky Agustia
|
a.
Antigen A
b.
Antigen B
|
a.
Tidak Teraglutinasi
b.
Tidak Teraglutinasi
|
|
O
|
14.
|
Madinah
|
a.
Antigen A
b.
Antigen B
|
a.
Tidak Teraglutinasi
b.
Tidak Teraglutinasi
|
|
O
|
15.
|
Kartika
|
a.
Antigen A
b.
Antigen B
|
a.
Tidak Teraglutinasi
b.
Tidak Teraglutinasi
|
|
O
|
16.
|
Megawati Putri
|
a.
Antigen A
b.
Antigen B
|
a.
Tidak
Teraglutinasi
b.
Tidak Teraglutinasi
|
|
O
|
17.
|
Sinta
|
a.
Antigen A
b.
Antigen B
|
a.
Tidak Teraglutinasi
b.
Tidak Teraglutinasi
|
|
O
|
18.
|
Sindi
|
a.
Antigen A
b.
Antigen B
|
a.
Tidak
Teraglutinasi
b.
Tidak Teraglutinasi
|
|
O
|
19.
|
Sitti Rugayya
|
a.
Antigen A
b.
Antigen B
|
a.
Tidak Teraglutinasi
b.
Tidak Teraglutinasi
|
|
O
|
20.
|
Novita sari
|
a.
Antigen A
b.
Antigen B
|
a.
Tidak Teraglutinasi
b.
Tidak Teraglutinasi
|
|
O
|
21.
|
Nurul Elviani
|
a.
Antigen A
b.
Antigen B
|
a.
Teraglutinasi
b.
Tidak Teraglutinasi
|
|
A
|
22.
|
Nurainun
|
a.
Antigen A
b.
Antigen B
|
a.
Tidak Teraglutinasi
b.
Tidak Teraglutinasi
|
|
O
|
23.
|
Anis Yuliana
|
a.
Antigen A
b.
Antigen B
|
a.
Tidak
Teraglutinasi
b.
Tidak Teraglutinasi
|
|
O
|
24.
|
Muh. Rizki
Afandi
|
a.
Antigen A
b.
Antigen B
|
a.
Teraglutinasi
b.
Tidak Teraglutinasi
|
|
A
|
25.
|
Suciani Prialo
|
a.
Antigen A
b.
Antigen B
|
a.
Teraglutinasi
b.
Tidak Teraglutinasi
|
|
A
|
26.
|
Zhanza Bunda
|
a.
Antigen A
b.
Antigen B
|
a.
Tidak
Teraglutinasi
b.
Tidak Teraglutinasi
|
|
O
|
27.
|
Dian Faradiba
|
a.
Antigen A
b.
Antigen B
|
a.
Tidak
Teraglutinasi
b.
Tidak Teraglutinasi
|
|
O
|
28.
|
Sri Lukilawati
|
a.
Antigen A
b.
Antigen B
|
a.
Tidak
Teraglutinasi
b.
Tidak Teraglutinasi
|
|
O
|
29.
|
Ferial
|
a.
Antigen A
b.
Antigen B
|
a.
Tidak Teraglutinasi
b.
Tidak Teraglutinasi
|
|
O
|
30.
|
Mas’Ati
|
a.
Antigen A
b.
Antigen B
|
a.
Tidak Teraglutinasi
b.
Tidak Teraglutinasi
|
|
O
|
31.
|
Astuti
|
a.
Antigen A
b.
Antigen B
|
a.
Tidak
Teraglutinasi
b.
Tidak Teraglutinasi
|
|
O
|
32.
|
Emeralda
|
a.
Antigen A
b.
Antigen B
|
a.
Teraglutinasi
b.
Tidak Teraglutinasi
|
|
A
|
33.
|
Rahmayani
|
a.
Antigen A
b.
Antigen B
|
a.
Tidak
Teraglutinasi
b.
Tidak Teraglutinasi
|
|
O
|
34.
|
Abdul Hamid
|
a.
Antigen A
b.
Antigen B
|
a.
Tidak
Teraglutinasi
b.
Tidak Teraglutinasi
|
|
O
|
35.
|
Amelya
|
a.
Antigen A
b.
Antigen B
|
a.
Tidak Teraglutinasi
b.
Tidak Teraglutinasi
|
|
O
|
36.
|
Hanifah
|
a.
Antigen A
b.
Antigen B
|
a.
Tidak Teraglutinasi
b.
Tidak Teraglutinasi
|
|
O
|
37.
|
Fitriani
|
a.
Antigen A
b.
Antigen B
|
a.
Tidak Teraglutinasi
b.
Tidak Teraglutinasi
|
|
O
|
38.
|
Moh. Maulidin
|
a.
Antigen A
b.
Antigen B
|
a.
Tidak Teraglutinasi
b.
Tidak Teraglutinasi
|
|
O
|
39.
|
Ayu Hartina
|
a.
Antigen A
b.
Antigen B
|
a.
Tidak
Teraglutinasi
b.
Tidak Teraglutinasi
|
|
O
|
40.
|
Ni made Ayu
|
a.
Antigen A
b.
Antigen B
|
a.
Tidak
Teraglutinasi
b.
Tidak Teraglutinasi
|
|
O
|
4.1.2
Analisis
data
1.
golongan darah A =
x 100 %
=
x 100 % = 20 %
2.
golongan darah B =
x 100 %
=
x 100 % = 5 %
3.
golongan darah AB =
x 100 %
=
x 100 % = 0
4.
golongan darah O =
x 100 %
=
x 100 % = 75%
4.1.3Tabel presentase
No.
|
Golongan darah
|
jumlah
|
Presentase
|
1.
|
A
|
8
|
20%
|
2.
|
B
|
2
|
5%
|
3.
|
AB
|
0
|
0
|
4.
|
O
|
30
|
75%
|
JUMLAH
|
40
|
100%
|
4.2Pembahasan
Golongan
darah adalah ciri khusus darah dari
suatu individu karena adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada
permukaan membran sel darah merah.
Dua jenis penggolongan darah yang paling penting adalah penggolongan ABO dan Rhesus (faktor
Rh).Namun pada praktikum kali ini
yang diujikan hanya penggolongan ABO.
Terjadi Aglutinasi karena Golongan darah manusia ditentukan berdasarkan jenis antigen dan anti bodi
yang terkandung darah tersebut yaitu :
a. Golongan darah A memiliki sel darah merah dengan
antigen A dipermukaan membran selnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen
B dalam serum darahnya.
b. Golongan darah B memiliki B pada permukaan pada sel
arah merahnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen A dalam serum
darahnya.
c. Golongan darah AB memiliki sel darah merah dengan
antigen A dan B serta tidak menghasilkan antibodi terhadap antigen A maupun B.
d. Golongan darah O memiliki sel darah tanpa antigen,
tapi memproduksi antibodi terhadap antigen A dan B.
Secara
umum, golongan darah O adalah yang paling umum dijumpai di dunia, meskipun di
beberapa negara seperti Swedia dan Norwegia,
golongan darah A lebih dominan. Antigen A lebih umum dijumpai dibanding antigen
B. Karena golongan darah AB memerlukan keberadaan dua antigen, A dan B,
golongan darah ini adalah jenis yang paling jarang dijumpai di dunia.
Pada peraktikum
ini hal pertama yang dilakukan adalah menyiapkan alat dan bahan, yaitu alat
soft clik, lancet, kaca obyek, kapas, lidi, tisu. Serta bahan yaitu
berupa sempeldarah, antigen a, antigen b, alkohol 70%. Selanjutnya mensterilkan salah satu ujung jari dengan kapas yang telah dibasahi
dengan alcohol 70%. Fungsi membasahi jari dengan kapas dengan tujuan untuk
mensterilkan jari yang akan diambil darahnya.Setelah itu menusukkan lancet dengan hati-hati ke
ujung jari yang telah steril, lalu menekan ujung jari hingga darah keluar. kemudian Meneteskan darah pada object glass
sebanyak 2 kali padatempat yang berbeda. Selanjutnya meneteskan antigen Adan antigen
Bsebanyak 1 tetespadamasing-masingsampeldarah,
lalumengadukdengangerakanmemutarmenggunakanbatanglidi.untuk
membedakan antigen A dan antigen B yaitu dilihat dari warnanya, antigen A
berwarna biru dan antigen B berwarna kuning.fungsi dari kedua antigen tersebut
adalah Terakhir mengamatiperubahanapa
yang terjadipadasempeldarah.
Untuk menentukan golongan darah seseorang adalah dengan mencocokkan dengan
ketentuan sebagai berikut :
v Bila sample darah + zat anti A = menggumpal, berarti golongan darah A
v Bila sample darah + zat anti B = menggumpal, maka golongan darah B.
v Bila sample darah + zat anti A = menggumpal dan ditambah zat anti B =
menggumpal, berarti golongan darah AB.
v Bila sample darah + zat anti A = tidak menggumpal dan ditambah zat anti B =
tidak menggumpal, berarti golongan darah O
Dari data pada praktikum ini maka didapatkan hasil:
·
Darah yang menggumpal
setelah dicampur zat anti A ada 8orang.
·
Darah yang menggumpal
setelah dicampur zat anti B ada 2 orang
·
Darah yang menggumpal
setelah dicampur zat anti A dan menggumpal setelahdicampur zat anti B tidak
ada.
·
Darah yang tidak
menggumpal setelah dicampur zat anti A dan tidak menggumpal setelahdicampur zat
anti B ada 30 orang.
Jadi perbandingan golongan darah A : B : AB : O adalah 8 : 2 : 0 : 30.Perbandingan
tersebut membuktikan bahwa golongan darah O dimiliki banyak orang di Indonesia
sementara golongan darah AB sedikit dimiliki orang di Indonesia.
BAB
V
PENUTUP
5.1Kesimpulan
Adapunkesimpulanpadapraktikuminiadalah:
1. Golongan
darah berdasarkan jenis antigen
dan antibodi
yang terkandungdalam darahnya dibagi menjadi 4 bagian yaitu golongan darah A,
B, AB, dan O.
v Bila sample darah + zat anti A = menggumpal, berarti golongan darah A
v Bila sample darah + zat anti B = menggumpal, maka golongan darah B.
v Bila sample darah + zat anti A = tidak menggumpal dan ditambah zat anti B =
menggumpal, berarti golongan darah AB.
v Bila sample darah + zat anti A = tidak menggumpal dan ditambah zat anti B =
tidak menggumpal, berarti golongan darah O
2. Golongan darah
terbanyak yaitu golongan darah O sebanyak 75%, kemudian golongan darah A sebanyak 20% , golongan darah B sebanyak5%, dan
golongan darah AB sebanyak 0%(tidak ada).
5.2
Saran
Saran sayaada
baiknya laboraturium menyiapkan alat dan bahan dengan jumlah yang cukup, agar
praktikum dapat berjalan dengan efisien.
DAFTAR
PUSTAKA
(http://addhy-ardhy.blogspot.com/2013/07/penentuan-golongan-darah.html), diunduh hari selasa 03 desember 2013 pukul 04.38 WITA
(http://agifebrian.blogspot.com/2013/01/laporan-praktikum-golongan-darah.
html), diunduh hari
senin 02 desember 2013 pukul 10.36 WITA
(http://id.wikipedia.org/wiki/Golongan_darah), diunduh hari minggu 01 desember 2013 pukul 23.05 WITA
(http://laporanpraktikumbiologi001.blogspot.com/), diunduh hari senin 02 desember 2013 pukul 10.00 WITA
(http://rkhamhan.blogspot.com/2013/11/laporan-pratikum-biologi-uji-golongan.html),
diunduhharisabtu 30 november 2013 pukul 19.00 WITA
(http://thisally.blogspot.com/2013/06/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html), diunduh hari senin 02 desember 2013 pukul
10.06 WITA
(http://titismawar.blogspot.com/2013/05/laporan-praktikum-biologi-penentuan.html), diunduh hari minggu 01 desember 2013 pukul 21.00 WITA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar