Selasa, 28 Oktober 2014

hukum newton 1,2,3



1. Hukum I Newton
bunyi : "Jika resultan gaya yang bekerja pada benda yang sama dengan nol,maka benda yang mula2 diam akan tetap diam. Benda yang mula-mula bergerak lurus beraturan akan tetap lurus beraturan".

Rumus:  


2. Hukum II Newton
bunyi : “Perceoatan yang ditimbulkan oleh gaya yang bekerja pada benda berbanding lurus dengan besar gayanya dan berbanding terbalik dengan masa benda".

Rumus:    
Keterangan:
F = Gaya (N)
M = Massa (Kg)
A = Percepatan (m/s2)

3.  Hukum III Newton
bunyi : "Jika benda pertama mengerjakan gaya terhadap benda kedua, maka benda kedua akan mengerjakan gaya terhadap benda pertama yang besarnya sama, tetapi arahnya berlawanan".

Rumus:
Gaya Gesek :     
Keterangan:
Fg = Gaya gesek (N)
http://upload.wikimedia.org/math/b/7/2/b72bb92668acc30b4474caff40274044.png= Koefisien gesekan
N = Gaya normal (N)


Gaya berat
Rumus : 
Keterangan:
w = Gaya berat (N)
m = Massa benda (Kg)
g = Gravitasi bumi (m/s2)


Berat sejenis
Rumus :   atau      
Keterangan:
n = Berat jenis (N/m3)
w = Berat benda (N)
V = Volume benda (m3)
http://upload.wikimedia.org/math/f/7/f/f7f177957cf064a93e9811df8fe65ed1.png= Massa jenis (kg/m3)

Sabtu, 25 Oktober 2014

uji golongan darah



BAB I
PENDAHULUAN
1.1       Latar Belakang
Dalam hidupnya, organisme memerlukan makanan dan oksigen untuk melangsungkan metabolisme. Proses metabolisme, selain menghasilkan zat-zat yang berguna, juga menghasilkan sampah (zat sisa) yang harus dikeluarkan dari tubuh. Bahan-bahan yang diperlukan tubuh seperti makanan dan oksigen serta hasil metabolisme dan sisa-sisanya, diangkut dan diedarkan di dalam tubuh melalui system peredaran darah. Hasil pencernaan makanan dan oksigen diangkut dan diedarkan oleh darah ke seluruh jaringan tubuh. Sebaliknya, sisa-sisa metabolisme diangkut oleh darah dari seluruh jaringan tubuh menuju organ-organ pembuangan.
Di dalam tubuh terdapat kurang lebih lima liter darah yang mengalir tiada henti. Darah adalah sungai kehidupan dalam tubuh kita. Jika kita kehilangan banyak darah, maka nyawa kita akan terancam, bahkan dapat mengakibatkan kematian.
Darah mempunyai banyak fungsi vital, mulai dari sebagai ‘kendaraan’ hormone, nutrisi, oksigen, hingga limbah metabolisme. Darah juga bisa membunuh bibit penyakit.
Darah adalah cairan jaringan yang dialirkan melalui pembuluh darah. Darah terdiri atas sel-sel merah (sel darah putih dan sel darah merah), trombosit (keping darah),dan plasma darah. Ada beberapa sistem penggolongan darah pada manusia, misalnya sistem ABO dan rhesus (Rh). Dasar penggolongan darah adalah adanya aglutinogen (antigen) di dalam sel darah merah dan aglutinin (antibodi) di dalam plasma (serum). Aglutinogen adalah zat yang digumpalkan dan aglutinin adalah zat yang menggumpalkan.
Dr. Landsteiner merupakan penemu sistem ABO. Dalam sistem ABO, ada tidaknya antigen tipe A dan B di dalam sel darah merah menentukan golongan darahseseorang. Sistem tersebut mengelompokkan darah manusia menjadi empat golongan,yaitu, A, B, AB, dan O .
Berdasarkan uraian di atas maka yang melatar belakangi praktikan ini adalah mengetahui tekhnik uji golongan darah, menentukan golongan darah,dan membuktikan golongan darah O adalah golongan darah yang terbanyak di Indonesia dengan menggunakan sampel darah dari tiap-tiap kelompok.

1.2       Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum yang dilakukan yaitu :
1.  Untuk mengetahui tekhnik uji golongan darah.
2.  Untuk menentukan golongan darah.
 3. Untuk membuktikan golongan darah O adalah golongan darah terbanyak di   Indonesia.

1.3         Manfaat
Adapun manfaat pada praktikum ini adalah :
1.  Mampu menguji golongan darah pada seseorang.
2.  Mampu membedakan golongan darah A, B, AB, dan O.
3.  Mampu membuktikan golongan darah O adalah golongan darah terbanyak  di Indonesia.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.     Darah
Darah adalah jaringan cair yang dipompa jantung dan mengalir dalam pembuluh darah mengikuti sistem sirkulasi kardiovaskuler. (Roosita  2009). Darah merupakan suspense sel dan fragmen sitoplasma di dalam cairan yang disebut dengan plasma. Secara keseluruhan darah dapat dianggap sebagai jaringan pengikat dalam arti luas karena pada dasarnya terdiri atas unsur-unsur sel dan subtansi  interselular yang berbentuk plasma. Secara fungsional darah merupakan jaringan yang dalam artiannya menghubungkan seluruh bagian-bagian dalam tubuh sehingga merupakan integritas. Darah yang merupakan suspense tersebut terdapat gen dimana gen merupakan cirri-ciri yang dapat diamati secara kolektif atau fenotifnya dari suatu organisme. Pada organisme diploid, setiap sifat fenotif dikendalikan oleh setidak-tidaknya satu pasang gen dimana satu pasang anggota tersebut diwariskan dari setiap tetua. Jika anggota pasangan tadi berlainan dalam efeknya yang tepat terhadap fenotifnya, maka disebut alelik. Alel adalah bentuk alternatif suatu gen tunggal, misalnya gen yang mengendalikan sifat keturunannya (Subowo,1992).
Darah mempunyai fungsi antara lain: mengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh, mengangkut karbondioksida dari jaringan tubuh ke paru-paru, mengangkut sari-sari makanan ke seluruh tubuh, mengangkut sisa-sisa sari makanan dari seluruh jaringan tubuh ke alat-alat eksresi,mengangkut hormone dari kelenjar endokrin ke bagian tubuh tertentu, mengangkut air untuk diedarkan ke seluruh tubuh, menjaga stabilitas tubuh dengan memindahkan panas yang dihasilkan oleh alat-alat tubuh yang aktif ke alat-alat tubuh yang tidak aktif, menjaga tubuh dari infeksi kuman dengan membentuk antibodi (Abbas, 1997).
B. Penentuan Golongan Darah
Golongan darah adalah hasil dari pengelompokan darah berdasarkan ada atau tidaknya substansi antigen pada permukaan sel darah merah (eritrosit). Antigen tersebut dapat berupa karbohidrat, protein, glikoprotein, atau glikolipid. Golongan darah manusia bersifat herediter, dan sangat tergantung pada golongan darah kedua orang tua manusia yang bersangkutan. Saat ini sudah dikenal puluhan sistem golongan darah, namun sistem yang paling umum dikenal di dunia hanya ada beberapa. Di antaranya adalah sistem ABO yang diperkenalkan Karl Landsteiner (1868-1943) pada tahun 1903, sistem Rhesus yang diperkenalkan Landsteiner juga pada tahun 1937, dan sistem MNS (sekretor dan nonsekretor) (Septian  2009).
Golongan darah sistem ABO dibagi berdasarkan struktur antigen permukaan eritrosit, yang disebut juga sebagai aglutinogen. Golongan darah A memiliki antigen permukaan A. Antigen A tersusun dari 1 molekul fukosa, 2 molekul galaktosa, 1 molekul N-asetil galaktosamin, dan 1 molekul N-asetil glukosamin. Golongan darah B memiliki antigen permukaan B. Antigen B ini sedikit berbeda dengan antigen A, di mana antigen ini tersusun dari molekul N-asetil galaktosamin digantikan oleh 1 molekul galaktosa. Orang dengan golongan darah AB memiliki dua macam antigen permukaan, yang merupakan kombinasi dari antigen A dan antigen B. Golongan darah O semula dianggap tidak memiliki antigen permukaan, namun terbukti bahwa golongan darah O masih memiliki ikatan karbohidrat pada permukaan eritrositnya yang terdiri atas 1 molekul fukosa, 1 molekul N-asetil glukosamin, dan 2 molekul galaktosa. Gugus ini tidak bersifat imunogenik, sehingga anggapan golongan darah O tidak memiliki antigen permukaan masih bisa diterima (Septian  2009).
Golongan darah juga merupakan ciri khusus darah dari suatu individu karena adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah merah. Dua jenis penggolongan darah yang paling penting adalah penggolongan ABO dan Rhesus (faktor Rh). Di dunia ini sebenarnya dikenal sekitar 46 jenis antigen selain antigen ABO dan Rh, hanya saja lebih jarang dijumpai. Jenis penggolongan darah lain yang cukup dikenal adalah dengan memanfaatkan faktor Rhesus atau faktor Rh. Nama ini diperoleh dari monyet jenis Rhesus yang diketahui memiliki faktor ini pada tahun 1940 oleh Karl Landsteiner. Transfusi darah dari golongan yang tidak kompatibel dapat menyebabkan reaksi transfusi imunologis yang berakibat anemia hemolisis, gagal ginjal, syok, dan kematian  (Poedjiaji  2009).

Tabel  Penggolongan jenis darah
Golongan Darah
Serum
Anti A
Anti B
Anti AB
O
Tidak menggumpal
Tidak menggumpal
Tidak menggumpal
A
Menggumpal
Tidak menggumpal
Menggumpal
B
Tidak menggumpal
Menggumpal
Menggumpal
AB
Menggumpal
Menggumpal
Menggumpal

Golongan darah pada manusia bersifat herediter yang ditentukan oleh alela ganda. Golongan darah seseorang dapat mempunyai arti penting dalam kehidupan. Sistem penggolongan yang umum dikenal dalam istilah A, B, O, tetapi pada tahun 1990 dan 1901, Dr Landsteiner menemukan antigen (aglutinogen) yang terdapat di dalam sel darah merah dan juga menemukan antibodi (aglutinin) yang terdapat di dalam plasma darah. Atas dasar macam antigen yang ditemukan tersebut (Prawirohartono, 1995).
Untuk mengetahui golongan darah seseorang dapat dilakukan dengan pengujian yang menggunakan serum yang mengandung aglutinin. Dimana bila darah seseorang diberi serum aglutinin a mengalami aglutinasi atau penggumpalan berarti darah orang tersebut mengandung aglutinogen A. Dimana kemungkinan orang tersebut bergolongan darah A atau  AB. Bila tidak mengalami aglutinasi, berarti tidak menngandung antigen A, kemungkinan darahnya adalah bergolongan darah B atau O (Kimball, 1999).
Fungsi penggolongan darah manusia sangat besar manfaatnya, yaitu untuk :
1. Proses transfusi darah
2. Membantu penyelidikan tindak kriminal
Transfusi darah adalah pemberian darah dari seseorang yang disebut dengan donor. Kepada orang yang memerlukan yang disebut dengan resipien. Dalam proses transfusi darah diusahakan agar aglutinogen pada darah donor tidak berjumpa dengan zat antinya yang terdapat di dalam plasma darah resipien. Pada umumnya transfusi darah dapat dilakukan dalam keadaan sebagai berikut : kecelakaan dan tubuh luka parah, tubuh yang terbakar, penyakit kronis, kekurangan darah yang akut, pada saat tubuh kehilangan banyak darah, misalnya pada waktu operasi (Prawirohartono, 1995).
C. Hemoglobin Darah
Melepaskan hemoglobin ke dalam plasma, yaitu suatu keadaan yang disebut “ Hemolisis “ sel darah merah. Kadang-kadang bila darah resipien dan darah donor tidak cocok, segera terjadi hemolisis sel darah merah dalam darah sirkulasi. Dalam hal ini antibodi menyebabkan lisis sel darah merah dengan mengaktifkan sistem komplemen yang selanjutnya melepaskan enzim-enzim proteolitik (kompleks litik) yang merobek membran sel (Anonim², 2013).
Fungsi utama dari sel-sel darah merah yang juga dikenal sebagai eritrosit adalah mengangkut hemoglobin dan seterusnya mengangkut oksigen dari paru-paru ke jaringan. Selain mengangkat hemoglobin, sel-sel darah merah juga mempunyai fungsi lain. Contohnya, ia mengandung banyak sekali karbonik anhidrase yang mengkatalisis reaksi antara karbondioksida dan air, sehingga meningkatkan kecepatan reaksi bolak-balik ini beberapa ribu kali lipat. Cepatnya reaksi ini membuat air dalam darah dapat bereaksi dengan banyak sekali karbondioksida, dan dengan demikian mengangkutnya dari jaringan menuju paru-paru dalam bentuk ion bikarbonat (HCO3). Hemoglobin yang terdapat dalam sel juga merupakan dapar asam-basa   (seperti juga pada kebanyakan protein), sehingga sel darah merah bertanggungjawab untuk sebagian besar daya pendaparan seluruh darah (Anonim³, 2013).
Kandungan hemoglobin normal rata-rata dalam darah adalah 16 g/dL pada pria dan 14 g/dL pada wanita dan semuanya berada di dalam sel darah merah. Pada tubuh seorang pria 70 kg, ada sekitar 900 g hemoglobin; 0,3 g hemoglobin dihancurkan dan 0,3 g disintesis setiap jam ( Abbas, 1997).
Sintesis hemoglobin dimulai dalam proeritroblas dan kemudian dilanjutkan sedikit dalam stadium retikulosit, karena ketika retikulosit meninggalkan sumsum tulang, dan masuk ke dalam aliran darah, maka retikulosit tetap membentuk sedikit hemoglobin selama beberapa hari berikutnya ( Anonim¹, 2013).
Tahap dasar pembentukan hemoglobin. Pertama, suksinil-Ko.A, yang dibentuk dalam siklus kreb, berikatan dengan glisin untuk membentuk molekul pirol. Kemudian, empat pirol bergabung untuk membentuk protoporfirin IX, yang kemudian bergabung dengan besi untuk membentuk molekul heme. Akhirnya, setiap molekul heme bergabung dengan rantai polipeptida panjang, yang disebut globin, yang disintesis oleh ribosom, membentuk suatu subunit hemoglobin yang disebut rantai hemoglobin. Tiap-tiap rantai ini mempunyai berat molekul kira-kira 16.000; empat dari molekul ini selanjutnya akan berikatan satu sama lain secara longgar untuk membentuk molekul hemoglobin yang lengkap (Anonim², 2013).

BAB III
METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan tempat pada praktikum ini adalah :
Hari/tanggal   : Jumat / 29 november 2013
Waktu            : 15.30
Tempat          : Laboraturium terpadu fkik

3.2 Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan pada praktikum ini adalah :
3.2.1 Alat:
1. Soft clik
2. Lancet
3. Kacaobyek
4. Kapas
5. Lidi
6. Tisu

3.2.2 Bahan:
1. sempel darah
2. Antigen A
3. Antigen B
4. Alkohol 70%
3.3 Prosedur kerja
Adapun prosedur kerja pada praktikum ini yaitu :
1.      menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.
2.      Mensterilkan salah satu ujung jari dengan kapas yang telah dibasahi dengan alcohol 70%.
3.      Menusukkan lancet dengan hati-hati ke ujung jari yang telah steril, lalu menekan ujung jari hingga darah keluar.
4.      Meneteskan darah pada object glass sebanyak 2 kali pada tempat yang berbeda.
5.      Meneteskan antigen Adan antigen B sebanyak 1 tetes pada masing-masing sampel darah, lalu mengaduk dengan gerakan memutar menggunakan batang lidi. Mengamati perubahan apa yang terjadi pada sempel darah.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
4.1.1 Tabulasi Data
NO.
NAMA
PERLAKUAN
PENGAMATAN
GAMBAR
GOL. DARAH
1.
Musdalifa
a.   Antigen A
b.   Antigen B

a.   Teraglutinasi
b.    Tidak Teraglutinasi

A
2.
Sylvia
a.     Antigen A
b.     Antigen B

a.      Tidak Teraglutinasi
b.     Tidak Teraglutinasi
O
3.
Nunung
Rahayu
a.      Antigen A
b.     Antigen B
a.      Tidak Teraglutinasi
b.     Tidak Teraglutinasi

O
4.
Rahman H.Bonda
a.      Antigen A
b.      Antigen B

a.      Tidak Teraglutinasi
b.     Tidak Teraglutinasi
O
5.
Aan Darussalam
a.      Antigen A
b.      Antigen B

a.     Tidak Teraglutinasi
b.     Teraglutinasi
B
6.
Dewi Nurul
Rizka
a.      Antigen A
b.      Antigen B

a.     Teraglutinasi
b.     Tidak Teraglutinasi
A
7.
Astrid Herrera
a.      Antigen A
b.      Antigen B

a.     Tidak Teraglutinasi
b.     Tidak Teraglutinasi
O
8.
Dini Ditya
a.      Antigen A
b.      Antigen B

a.     Tidak Teraglutinasi
b.     Tidak Teraglutinasi
O
9.
I Putu Suandika
a.      Antigen A
b.      Antigen B

a.     Tidak Teraglutinasi
b.     Teraglutinasi
B
10.
Sofianti
a.      Antigen A
b.      Antigen B

a.     Teraglutinasi
b.     Tidak Teraglutinasi
A
11.
Nurul Yaqin
a.      Antigen A
b.      Antigen B

a.     Teraglutinasi
b.     Tidak Teraglutinasi

A
12.
Moh. Idris
a.      Antigen A
b.      Antigen B

a.     Tidak Teraglutinasi
b.     Tidak Teraglutinasi
O
13.
Resky Agustia
a.       Antigen A
b.      Antigen B
a.     Tidak Teraglutinasi
b.     Tidak Teraglutinasi

O
14.
Madinah
a.       Antigen A
b.      Antigen B
a.     Tidak Teraglutinasi
b.     Tidak Teraglutinasi

O
15.
Kartika
a.       Antigen A
b.      Antigen B
a.     Tidak Teraglutinasi
b.     Tidak Teraglutinasi

O
16.
Megawati Putri
a.       Antigen A
b.      Antigen B

a.     Tidak Teraglutinasi
b.     Tidak Teraglutinasi

O


17.
Sinta
a.       Antigen A
b.      Antigen B

a.     Tidak Teraglutinasi
b.     Tidak Teraglutinasi
O
18.
Sindi
a.       Antigen A
b.      Antigen B

a.     Tidak Teraglutinasi
b.     Tidak Teraglutinasi

O
19.
Sitti Rugayya
a.       Antigen A
b.      Antigen B

a.     Tidak Teraglutinasi
b.     Tidak Teraglutinasi
O
20.
Novita sari
a.       Antigen A
b.      Antigen B

a.     Tidak Teraglutinasi
b.     Tidak Teraglutinasi
O
21.
Nurul Elviani
a.       Antigen A
b.      Antigen B

a.     Teraglutinasi
b.     Tidak Teraglutinasi

A
22.
Nurainun
a.       Antigen A
b.      Antigen B
a.     Tidak Teraglutinasi
b.     Tidak Teraglutinasi
O
23.
Anis Yuliana
a.       Antigen A
b.      Antigen B
a.     Tidak Teraglutinasi
b.     Tidak Teraglutinasi
O
24.
Muh. Rizki Afandi
a.       Antigen A
b.      Antigen B

a.     Teraglutinasi
b.     Tidak Teraglutinasi

A
25.
Suciani Prialo
a.       Antigen A
b.      Antigen B
a.     Teraglutinasi
b.     Tidak Teraglutinasi
A

26.
Zhanza Bunda
a.       Antigen A
b.      Antigen B
a.     Tidak Teraglutinasi
b.     Tidak Teraglutinasi

O

27.
Dian Faradiba
a.       Antigen A
b.      Antigen B
a.     Tidak Teraglutinasi
b.     Tidak Teraglutinasi

O
28.
Sri Lukilawati
a.       Antigen A
b.      Antigen B
a.     Tidak Teraglutinasi
b.     Tidak Teraglutinasi

O
29.
Ferial
a.       Antigen A
b.      Antigen B
a.     Tidak Teraglutinasi
b.     Tidak Teraglutinasi
O
30.
Mas’Ati
a.       Antigen A
b.      Antigen B
a.     Tidak Teraglutinasi
b.     Tidak Teraglutinasi
O
31.
Astuti
a.     Antigen A
b.     Antigen B
a.     Tidak Teraglutinasi
b.     Tidak Teraglutinasi
O
32.
Emeralda
a.    Antigen A
b.    Antigen B
a.     Teraglutinasi
b.     Tidak Teraglutinasi

A
33.
Rahmayani
a.     Antigen A
b.     Antigen B
a.     Tidak Teraglutinasi
b.     Tidak Teraglutinasi

O
34.
Abdul Hamid
a.     Antigen A
b.     Antigen B
a.     Tidak Teraglutinasi
b.     Tidak Teraglutinasi

O
35.
Amelya
a.     Antigen A
b.     Antigen B
a.     Tidak Teraglutinasi
b.     Tidak Teraglutinasi
O
36.
Hanifah
a.    Antigen A
b.    Antigen B
a.     Tidak Teraglutinasi
b.     Tidak Teraglutinasi

O


37.
Fitriani
a.     Antigen A
b.     Antigen B
a.     Tidak Teraglutinasi
b.     Tidak Teraglutinasi
O
38.
Moh. Maulidin
a.    Antigen A
b.    Antigen B
a.     Tidak Teraglutinasi
b.     Tidak Teraglutinasi
O
39.
Ayu Hartina
a.     Antigen A
b.     Antigen B
a.     Tidak Teraglutinasi
b.     Tidak Teraglutinasi

O
40.
Ni made Ayu
a.    Antigen A
b.    Antigen B
a.     Tidak Teraglutinasi
b.     Tidak Teraglutinasi

O





4.1.2 Analisis data
1. golongan darah A   =  x 100 %
                                 =  x 100 % = 20 %
2. golongan darah B   =  x 100 %
                                 =  x 100 % = 5 %
3. golongan darah AB   =  x 100 %
                                    =  x 100 % = 0
4. golongan darah O    =  x 100 %
                                  =  x 100 % = 75%
4.1.3Tabel presentase
No.
Golongan darah
jumlah
Presentase
1.
A
8
20%
2.
B
2
5%
3.
AB
0
0
4.
O
30
75%
JUMLAH
40
100%
4.2Pembahasan
Golongan darah adalah ciri khusus darah dari suatu individu karena adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah merah. Dua jenis penggolongan darah yang paling penting adalah penggolongan ABO dan Rhesus (faktor Rh).Namun pada praktikum kali ini yang diujikan hanya penggolongan ABO.
Terjadi Aglutinasi karena Golongan darah manusia ditentukan berdasarkan jenis antigen dan anti bodi yang terkandung darah tersebut yaitu :
a.    Golongan darah A memiliki sel darah merah dengan antigen A dipermukaan membran selnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen B dalam serum darahnya.
b.    Golongan darah B memiliki B pada permukaan pada sel arah merahnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen A dalam serum darahnya.
c.    Golongan darah AB memiliki sel darah merah dengan antigen A dan B serta tidak menghasilkan antibodi terhadap antigen A maupun B.
d.    Golongan darah O memiliki sel darah tanpa antigen, tapi memproduksi antibodi terhadap antigen A dan B.
Secara umum, golongan darah O adalah yang paling umum dijumpai di dunia, meskipun di beberapa negara seperti Swedia dan Norwegia, golongan darah A lebih dominan. Antigen A lebih umum dijumpai dibanding antigen B. Karena golongan darah AB memerlukan keberadaan dua antigen, A dan B, golongan darah ini adalah jenis yang paling jarang dijumpai di dunia.
   Pada peraktikum ini hal pertama yang dilakukan adalah menyiapkan alat dan bahan, yaitu alat soft clik,  lancet,  kaca obyek, kapas, lidi, tisu. Serta bahan yaitu berupa sempeldarah, antigen a, antigen b, alkohol 70%. Selanjutnya mensterilkan salah satu ujung jari dengan kapas yang telah dibasahi dengan alcohol 70%. Fungsi membasahi jari dengan kapas dengan tujuan untuk mensterilkan jari yang akan diambil darahnya.Setelah itu menusukkan lancet dengan hati-hati ke ujung jari yang telah steril, lalu menekan ujung jari hingga darah keluar. kemudian Meneteskan darah pada object glass sebanyak 2 kali padatempat yang berbeda. Selanjutnya meneteskan antigen Adan antigen Bsebanyak 1 tetespadamasing-masingsampeldarah, lalumengadukdengangerakanmemutarmenggunakanbatanglidi.untuk membedakan antigen A dan antigen B yaitu dilihat dari warnanya, antigen A berwarna biru dan antigen B berwarna kuning.fungsi dari kedua antigen tersebut adalah Terakhir mengamatiperubahanapa yang terjadipadasempeldarah.

Untuk menentukan golongan darah seseorang adalah dengan mencocokkan dengan ketentuan sebagai berikut :
v  Bila sample darah + zat anti A = menggumpal, berarti golongan darah A
v  Bila sample darah + zat anti B = menggumpal, maka golongan darah B.
v  Bila sample darah + zat anti A = menggumpal dan ditambah zat anti B = menggumpal, berarti golongan darah AB.
v  Bila sample darah + zat anti A = tidak menggumpal dan ditambah zat anti B = tidak menggumpal, berarti golongan darah O

Dari data pada praktikum ini maka didapatkan hasil:
·           Darah yang menggumpal setelah dicampur zat anti A ada  8orang.
·           Darah yang menggumpal setelah dicampur zat anti B ada 2 orang
·           Darah yang menggumpal setelah dicampur zat anti A dan  menggumpal setelahdicampur zat anti B tidak ada.
·           Darah yang tidak menggumpal setelah dicampur zat anti A dan tidak menggumpal setelahdicampur zat anti B ada 30 orang.

Jadi perbandingan golongan darah A : B : AB : O adalah 8 : 2 : 0 : 30.Perbandingan tersebut membuktikan bahwa golongan darah O dimiliki banyak orang di Indonesia sementara golongan darah AB sedikit dimiliki orang di Indonesia.
BAB V
PENUTUP
5.1Kesimpulan
Adapunkesimpulanpadapraktikuminiadalah:
1.   Golongan darah berdasarkan jenis antigen dan antibodi yang terkandungdalam darahnya dibagi menjadi 4 bagian yaitu golongan darah A, B, AB, dan O.
v  Bila sample darah + zat anti A = menggumpal, berarti golongan darah A
v  Bila sample darah + zat anti B = menggumpal, maka golongan darah B.
v  Bila sample darah + zat anti A = tidak menggumpal dan ditambah zat anti B = menggumpal, berarti golongan darah AB.
v  Bila sample darah + zat anti A = tidak menggumpal dan ditambah zat anti B = tidak menggumpal, berarti golongan darah O
2.   Golongan darah terbanyak yaitu golongan darah O sebanyak 75%, kemudian golongan darah A sebanyak 20% , golongan darah B sebanyak5%, dan golongan darah AB sebanyak 0%(tidak ada).

5.2 Saran
Saran sayaada baiknya laboraturium menyiapkan alat dan bahan dengan jumlah yang cukup, agar praktikum dapat berjalan dengan efisien.
DAFTAR PUSTAKA

(http://addhy-ardhy.blogspot.com/2013/07/penentuan-golongan-darah.html), diunduh hari selasa 03 desember 2013 pukul 04.38 WITA
(http://agifebrian.blogspot.com/2013/01/laporan-praktikum-golongan-darah. html), diunduh hari senin 02 desember 2013 pukul 10.36 WITA
(http://id.wikipedia.org/wiki/Golongan_darah), diunduh hari minggu 01 desember 2013 pukul 23.05 WITA
(http://laporanpraktikumbiologi001.blogspot.com/), diunduh hari senin 02 desember 2013 pukul 10.00 WITA
(http://rkhamhan.blogspot.com/2013/11/laporan-pratikum-biologi-uji-golongan.html), diunduhharisabtu 30 november 2013 pukul 19.00 WITA
(http://thisally.blogspot.com/2013/06/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html),  diunduh hari senin 02 desember 2013 pukul 10.06 WITA
(http://titismawar.blogspot.com/2013/05/laporan-praktikum-biologi-penentuan.html), diunduh hari minggu 01 desember 2013 pukul 21.00 WITA